Selasa, 08 Januari 2013

Orang Farisi Modern yang Berdoa


Empat orang pria pergi ke kapel untuk berdoa.

Pria pertama berdiri dan mendoakan doa ini kepada dirinya sendiri, “Saya tidak tahu apa yang saya lakukan di sini, lagipula bukankah Yesus berkata bahwa Tuhan mengetahui kebutuhan kita, bahkan sebelum kita memintanya? Mengapa saya harus berdoa? Menurut saya, doa itu kelihatannya tidak penting!”

Pria kedua berdiri dan mendoakan doa ini kepada dirinya sendiri, “Dunia ini adalah dunia yang dipimpin oleh hukum yang abadi. Bagaimana mungkin saya berani menghampiri Tuhan dan meminta-Nya untuk mengubah salah satu peraturan di alam semesta ini, hanya untuk menyelaraskannya dengan keinginan saya? Menurut saya, doa itu sangat tidak masuk akal!”

Pria yang ketiga berdiri dab mendoakan doa ini kepada dirinya sendiri, “Menurut saya akan terlalu berbahaya baik secara emosi maupun mental jika saya berlari kepada Tuhan dengan kesulitan-kesulitan saya. Saya harus menajdi pria sejati yang dapat menyelesaikan semua kesulitan sendiri. Saya pikir doa adalah hal yang tidak sehat dan tidak dewasa!”

Pria keempat memukul dadanya dan berkata, “Tuhan, kasihanilah saya orang berdosa-dan ubahlah saya!” (cf : Lukas 18:13)

--Edward Wessling

Renungan
Dalam sikap hati kita ketika berdoa, kita perlu merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, karena doa merupakan penyataan ketergantungan kita akan Tuhan. Pada waktu kita berdoa, apakah sikap hati kita benar-benar bergantung kepada Tuhan, atau apakah doa sudah menjadi tradisi bagi kita? Biarlah kita selalu menjaga hati kita dan selalu menggantungkan kehidupan kita kepada Tuhan.

Doa tidak mengubah Tuhan,
tetapi mengubahkan dia yang berdoa.
(Soren Kierkegaard)

Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam
rumah-rumah ibadah dan pada tikungan-tikungan jalan raya,
supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu :
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
(Matius 6:5)

Disadur dari Buku 100 Kisah Doa, Djohan Handojo. 2011. Hlm. 60-61. Light Publishing

0 komentar:

Posting Komentar