Jumat, 05 Juli 2013

Akhir yang Berkemenangan (Resume Khotbah Pdt. Petrus Agung)

Banyak orang yang memulai dengan roh, pengalaman rohani yang luar biasa, tetapi apakah kita akan mengakhiri hidup kita dalam roh atau dalam kedagingan?

Tanyakan pertanyaan itu pada setiap kita. Ini pertanyaan yang serius. Jangan merasa diri kita terlalu baik atau rohani. Banyak orang yang memulai dengan luar biasa, tetapi terhilang di akhir.

Sangat menyedihkan melihat orang percaya yang hari demi hari bukan menajdi lebih baik, tetapi semakin tidak menghormati Tuhan, semakin jauh dari Tuhan. Bagaimana mungkin ketika kita mengalami berkat rohani yang luar biasa, kita merasa biasa-biasa saja. Ada sesuatu yang salah.

Apakah kita di akhir hidup kita akan berkata : "NIKE!" (VICTORY!)

1. Mengapa orang Kristen bisa hidup dalam kedagingan? (Kis 7 : 23-29)
"It came to his heart...", bukan it came from his heart. Timbul keinginan di dalam hatinya yang berasal dari Allah. Allah yang memulai sesuatu di hati Musa, Tuhan yang memberi beban itu di hati Musa untuk mengunjungi saudara-saudaranya Bangsa Israel. Tetapi sesuatu yang dimulai dengan Roh, bisa dilanjutkan dengan kedagingan. Kenapa?
Kel 2 :11-12 --> Letak kejatuhan Musa adalah saat dia menoleh ke sana ke sini, bukan memandang kepada Allah. Banyak dari kita mengandalkan kekuatan kita, berpikir melakukan kehendak Allah dengan pandangan dan cara kita, dan tidak melihat Allah. Hal itu yang membuat kita hidup dalam kedagingan dan bukan di dalam roh lagi.
Awal kejatuhan saat kita berpikir, menyimpulkan, dan melakukan dengan cara sendiri untuk janji Tuhan yang Ia berikan.

Lukas 13 : 31-33--> Yesus tidak mengizinkan apapun mengintimidasiNya. Dia tidak menoleh ke kanan dan ke kiri. Orang lain bisa berkata apapun, yang Yesus lakukan adalah melakukan kehendak Allah. Yesus tidak pernah ditangkap, Yesuslah yang menyerahkan diriNya sendiri kepada orang-orang yang mencariNya. Saat di atas kayu salib pun, Dia yang menyerahkan nyawaNya sendiri kepada Bapa. Beda dengan dua orang yang di salib di kanan dan di kiri Yesus, mereka dan semua orang yang di salib biasanya belum mati. Mereka mati tercekik (sulit bernafas) saat kakinya dipatahkan. Tidak ada kaki Yesus yang dipatahkan (seperti yang dinubuatkan sebelumnya).

Jangan remehkan nubuatan. Tetapi jangan toleh kanan ke kiri, jangan menyimpulkan sendiri dan melakukan sendiri itu semua. Pandang Yesus, hanya liat pada Yesus.

2. Mengapa kita seringkali gagal di dalam Roh?
Karena kita tidak mengizinkan Allah membongkar hati kita.
Lukas 2 : 34-35--> Yesus datang membawa pedang, bukan untuk membunuh manusia, tetapi untuk menembus jiwa kita. Untuk membuat hati kita jujur, membongkar siapa kita yang sebenarnya, terbuka di hadapan Allah.
Fungsi doa : kita bisa mengerti kondisi diri kita sendiri. Orang yang intim dengan Tuhan, terampil menunjukkan kesalahan dirinya sendiri, dia tahu apa yang salah di hatinya, dan mengakui dan menyerahkannya di hadapan Allah. Orang yang terampil menyatakan kesalahan orang lain itu masih jauh dari Allah.
Jika kita membiarkan Tuhan membongkar hati kita, kita semakin tau siapa kita, dan hari-hari kita akan diisi dengan pertobatan dan permintaan maaf kepada orang lain. Bukan lagi kita menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain.
Banyak orang menipu dirinya sendiri, dan Tuhan tidak bisa ditipu. Tuhan tahu isi hati kita, kedalaman dan keinginan hati kita. Jujur di hadapan Tuhan. Jika kita masih egois, katakan sejujurnya pada Tuhan, bukan berdoa berpura-pura di hadapan Allah. Akui itu semua di hadapanNya, ia akan mengubahkan kita.
Biarkan Firman mengekspos kondisi hati kita yang sesungguhnya dan Firman itu sendiri yang akan mengubahkan kita.

3. Matius 25 : 1-13.
Dua kata yang berbeda : beri dan beli. Yang membuat gadis-gadis itu bodoh karena mereka berpikir mereka bisa mendapatkan dengan cukup diberi, tetapi mereka harus membeli.
Banyak anak Tuhan, saat bersama-sama dengan orang percaya lainnya begitu bersemangat, percaya pada nubuatan. Tetapi pada saat sendirian, dia tidak bersemangat lagi, lupa dengan nubuatan. Tidak cukup dengar khotbah seminggu sekali. Jangan bergantung pada orang lain dan bergantung pada keadaan.
Cari Tuhan, bayar harganya, jangan bergantung pada orang lain.
Pelajari Firman Tuhan, itu akan mengubahkan kita, membuat eksplosion di dalam hidup kita.
Berhikmat dan dibentuk juga dalam hal mengelola uang. Kita diuji integritasnya dalam mengelola uang. Sikap hati kita adalah kita hanya bendahara Tuhan, uang yang ada pada kita adalah milik Tuhan, kita hanya pengelola uang.
Beli sendiri dengan anugrah Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar