Rabu, 19 September 2012

(^.^)


Sudah pudar rasanya semangat di dalam dada,
Tidak ada lagi semangat yang berkobar di dalam hati,
Semua terasa hilang,
Semua menjadi berubah,
Tidak tahu harus berkata apa,
Tidak tahu harus bersikap bagaimana,
Tidak tahu apa yang akan terjadi,

Bayangan ke depan menjadi samar,
Dunia menjadi lelah mencari kabar,
Dan aku terdiam di dalam kamar,
Mencoba diri untuk bersabar,

Hari demi hari terus berlalu,
Detik demi detik mengejarku dalam pilu,
Air mata mengalir tanpa diundang,
Langsung diseka supaya tak berdendang,

Sampai Sang Pangeran Damai datang,
Sampai Pelipur Lara hadir,
Sampai Kekasih Jiwa menjemputku,
Sampai Sahabat terbaik menghampiriku,

Dia mengaruniakan :
 Perhiasan kepala ganti abu,
Minyak untuk pesta ganti kain kabung,
Nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar,

Dia mengubah :
Ratapanku menjadi tarian,
Keluh kesahku dengan pujian,

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan,
sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
(Habakuk 3 : 17-18)


1 komentar: