Minggu, 12 Januari 2014

Perahu Kertas

Kisah ini sudah begitu lama disimpan, dibiarkan mengendap, jauh hingga ke dalaman.
Hingga hari ini, tergoncang, dan muncul lagi di permukaan.

Well, udah lama banget gw ga menulis. Ada sempet banyak topik yang berenang-renang di pikiran gw, minta ditumpahkan dalam sebuah tulisan. Ada banyak peristiwa yang terjadi, yang butuh diabadikan dalam sebuah potret kehidupan. Ada banyak pembelajaran dan pertanyaan-pertanyaan di hati dan di otak gw, yang ingin gw tuangkan dalam deretan kata-kata yang bermakna. Tapi semua itu ternyata ga cukup membuat jari-jari gw menari di atas keyboard untuk menuliskannya.

Hingga hari ini. Ya hari ini, pagi ini, ada sesuatu yang mendesak hati gw untuk menulis. Dan ini semua efek PERAHU KERTAS, baik filmnya maupun novelnya. Well, ini sebenernya sesuatu yang langka buat gw. Sebenernya film Perahu Kertas udah lama ada filenya di laptop gw, gw ga tau dapet dari siapa waktu itu. Tapi belum sempet gw tonton.

Liburan kemaren di rumah, gw cuma sempet nonton film Wedding Dress yang bikin gw mewek dan serial Sherlock Holmes yang bikin gw amazing. Wedding dress gw tonton karena direkomendasiin ade gw, dan dia tampaknya puas melihat film itu berhasil buat gw nangis-nangis. Sedang serial Sherlock Holmes gw pilih karena keknya judul itu aja yang manarik di antara film-film lainnya. Dan gw pengen punya keahlian kek si Sherlock yang dengan liat orang sebentar dia udah bisa tau siapa orang itu. Dan gw jadi keinget Dan Detective School, komik yang gw baca pas SMA. 

Oke, back to the main topic. Hingga beberapa hari yang lalu entah mengapa akhirnya gw buka folder Perahu Kertas dan nonton. Dan gw suka aja. Film yang gw tonton itu Perahu Kertas yang pertama, dan setelah beberapa hari gw baru tahu kalo Perahu Kertas 2 udah ada. Dan gw langsung minta ke temen kantor gw. Sejujurnya gw juga bertanya-tanya kenapa gw baru nonton sekarang ya. Ya sebenernya ga aneh sih, karena gw ga terlalu sering nonton bioskop, dan kalo pun nonton biasanya nonton film-film yang efeknya kek gimana gtu, yang efeknya jauh beda kalo nonton di layar gede sama kalo di layar laptop doang, cem action, 3D, deelel. Andai gw udah nonton sebelum-sebelumnya.

Tadi malam gw nonton Perahu Kertas 2. Dan gw lanjut dengan baca novelnya. Novelnya gw sikat dalam 6 jam-an kali ya. Gw keknya udah kapan tahun kali ya baca novel terakhir kali. Ini rekor baru buat gw. Jadi sebelum lebih panjang gw ingin mengucapkan terima kasih gw yang terdalam untuk Mbak Dewi 'Dee' Lestari atas karyanya, dan kepada Mas Hanung yang sudah menjadikannya sebuah film. Terima kasih sudah menginsipirasi dan membuat saya membuka file ingatan di memori otak saya mengenai masa kecil dulu.

Cover Novel Perahu Kertas
Film Perahu Kertas

Sekilas tentang Perahu Kertas dan Apa yang Gw Pelajari

Buat yang belum tahu, peran utama di Perahu Kertas bernama Kugy dan Keenan. Kugy di masa kecilnya merasa bahwa dia adalah utusan Dewa Neptunus, Kerajaan Laut yang dikirim ke bumi untuk menjadi mata-mata. Kugy melapor ke Neptunus dengan mengirim surat, surat itu dibentuk menjadi perahu dan dialirkan ke air untuk sampai ke laut. Dia bercita-cita menjadi seorang pendongeng, tapi di satu sisi dia ingin mapan dulu baru menulis, karena terbentur realitas bahwa jarang sekali orang yang menggantungkan kehidupannya dari hasil menulis. Sedang Keenan sendiri adalah seorang pelukis berbakat, tetapi di tentang oleh ayahnya menjadi seorang pelukis. Keenan memang pintar, dia sempat kuliah Manajemen untuk mengikuti keinginan ayahnya, dan tidak perlu dengan susah payah belajar untuk mendapat IP tertinggi di angkatannya. Tapi dia tahu bahwa bukan di situ dia harus berada.

Ada banyak yang gw pelajari dari kisah Perahu Kertas, yaitu tentang mimpi, cita-cita, passion, panggilan hidup, dan teman hidup. Gw bersyukur, dengan kebenaran FirTu yang gw tau selama ini, gw bisa memandang cerita itu dengan cara yang benar, dan tersadar banyak hal.

Mungkin untuk sekilas, gw bahas dulu apa yang gw ngerti secara garis besar. 
1. Passion, Panggilan Hidup
Kugy setelah lulus kuliah, kerja di advertising company, dia punya ide bagus, dia kerja dengan sangat baik, dia aset yang bagus buat perusahaan, she can, she's good, but she doesn't love her work. Dari kecil, hal yang bisa membuat hatinya begitu antusias adalah dongeng. Untuk akhirnya, dia memilih keluar dari pekerjaannya yang mapan, prospek yang baik, untuk kemudian melanjutkan menulis dan menggapai mimpinya adalah hal yang berisiko besar.

Keenan, gampang banget dapet nilai bagus, orang-orang iri sama dia. Orang-orang mengakui dia pintar, gimana engga? Dua smester berturut-turut dia dapet IP paling tinggi, dan yang ngeselin tanpa usaha yang gimana-gimana. But even though he is good at management, but it's not his world, it's not his passion. It's not him. Dia pasti bisa-bisa aja berhasil luar biasa di studinya, dan bisa-bisa aja jadi penerus bisnis papa nya yang luar biasa. Tapi mungkin keputusan dia untuk resign kuliah dan mengejar mimpi jadi pelukis *yang saat itu belum diakui dan dikenal banyak orang* adalah hal yang bodoh bagi banyak orang.

Tapi mereka akhirnya kembali kepada siapa mereka. Kugy seorang pendongeng, dan Keenan seorang pelukis.

Pertama, Tuhan udah kasih suatu yang spesial di hati kita masing-masing. Ada sesuatu ketertarikan, kecintaan, sesuatu yang menggugah antusiasme  hati kita akan suatu hal. Seperti Kugy, dari kecil dia sudah suka dengan dongeng, dan ga semua anak kek gtu. Begitulah, Tuhan sudah menamkan sesuatu di hati kita masing-masing. Buat sebagian orang, anak-anak begitu menginspirasi mereka, tapi buat sebagian orang lain mungkin para lansia lah yang menginspirasi mereka. Mungkin sebagian orang menemukan matematika begitu menyenangkan dan menantang, serta di saat yang bersamaan menemukan pelajaran seni begitu membosankan. Namun, di sisi lain mungkin sebagian orang menemukan bahwa matematika hanyalah 1+1=2 yang begitu-begitu saja dan tidak ada keindahan di dalamnya, sedangkan pelajaran seni begitu menggugah jiwanya. Alunan musik yang indah, guratan pensil di atas sketsa, dan campuran warna-warna yang begitu menarik di hatinya. Jadi, ada hal yang menjadi ketertarikan di dalam hati kita akan suatu hal. Kamu bisa mencoba liat keinginan-keinginan dari masa kecil, pengalaman-pengalaman hidupmu yang lalu, dan terus bergetar dalam hati *asiiiik*.

Kedua, kamu bisa saja bagus dalam banyak hal, tapi tidak semua yang bagus itu mungkin panggilanmu. Tapi apa yang menjadi panggilanmu, pastilah kamu juga bagus di dalamnya, dan untuk selanjutnya perlu diasah dan dikembangkan untuk mencapai potensi maksimal. Maksud saya, Kugy ternyata bagus juga di bagian advertising, Keenan bisa menjadi sangat berhasil dalam studi dan bisnis. Tapi itu bukan panggilan hidup mereka diciptakan. Kugy=Pendongeng, Keenan=Pelukis. Kugy suka dan bagus mendongeng, Keenan suka dan bagus dalam melukis, tapi bukan berarti mereka juga ga menemukan masa sulit. Hasil karya mereka bagus, tapi ada masa mereka mentok dengan ide atau keyakinan dalam hati. Ada masa Keenan ga punya inspirasi dan ga bisa lukis lagi. Tapi sampai dia menemukan caranya lagi untuk kembali melukis.

Ketiga, pandanglah panggilan, visi, misi, panggilan hidup, sesuatu yang membuatmu hidup itu sesuatu yang sangat berharga. Sehingga kamu tetap mengejarnya. Butuh kemantapan hati, iman, percaya, dan keberanian mengambil risiko. Saat kita berjalan dalam panggilan itu akan menyenangkan kita sendiri, orang lain, dan tentunya Tuhan sang pencipta karena itulah alasan Dia menciptakan kita.

2. Teman Hidup
Karena ini bukan novel rohani, tentunya ga disebutin di sini tentang proses mendoakan calon pasangan kita, deelel. Tapi yang gw pelajari dari kisah Perahu Kertas ini adalah kalo temen hidup kita adalah orang yang Tuhan kasih dalam rangka kita mencapai panggilan hidup kita. Bahkan dengan ber-teman hidup dengan dia, itu adalah satu cara penggenapan panggilan hidup kita. Dan kita akan menjadi maksimal.

Banyak orang mencari pasangan hidup berdasar kriteria "soalnya dengan dia aku nyaman, dia bisa ngertiin aku, dia paling nyambung dengan aku, dia yang bisa menerima aku apa adanya, cuma dia yang bisa bahagiain aku". Dan semuanya menjadi terpusat pada AKU. Padahal di mana arti cinta sesungguhnya, pasangan hidup sesungguhnya adalah tentang mencintai dan memberi. Harusnya petanyaan yang muncul adalah "Apakah aku teman hidup yang tepat untuk dia? Apakah aku akan menjadi penolong yang sepadan baginya? Apakah aku akan menjadi kepala keluarga yang baik baginya? Apakah aku bisa membuat dia nyaman? Apakah aku bisa ngertiin dia? Apakah aku bisa menerima dia apa adanya dan tetap mengasihinya? Apakah aku dapat membahagiakannya? Apakah kami akan menggenapi visi hidup kami jika bersama? Apakah Tuhan berkenan atas hubungan ini? Akankah orang lain terberkati dengan hubungan ini?". 

Ya bener banget pasangan hidup perkara serius. Ada kalimat gini.
Salah makan, sakitnya satu hari.
Salah potong rambut, penyesalannya satu bulan.
Ga naik kelas, penyesalannya satu tahun.
Salah pasangan hidup, nyeselnya seumur hidup.
Aku juga belajar mengenai perkara satu ini. Hehe. Buat temen-temen yang lagi masih mencari ataupun sedang menjalani suatu hubungan, mari sama-sama berdoa dan mengevaluasi. Yang penting bukanlah apa kata kita atau orang lain mengenai pasangan hidup kita, tapi yang penting adalah apa kata Tuhan tentang pasangan hidup kita, bagaiman Tuhan memandang hubunganmu dengan pasanganmu. Mata manusia bisa salah, bahkan sering salah. Tapi hanya Tuhan yang tau apa yang terbaik.

Jangan andalkan perasaan! Perasaan itu memang indah, fantastis, luar biasa, dan ga asik kalo emang ga ada perasaan, tapi itu cuma seperti cream penghias di sebuah kue tart yang menjadikan kue itu indah, manis, dan menggugah selera untuk memakannya. Tapi bahan utamanya bukanlah perasaan itu, bahan utama kue tart itu adalah janji Tuhan dan keteguhan hati untuk menjaga hubungan tersebut.

To Be Continued........

0 komentar:

Posting Komentar